Advertisement
Keren! Batik Tulis Buatan Difabel Zone Ini Tembus Pasar Internasional

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Meski memiliki keterbatsan fisik, namun tidak menyurutkan semangat penyandang disabilitas yang tergabung dalam wadah Difabel Zone untuk berkarya, bahkan karya mereka sudah tembus pasar Internasional.
Difabel Zone komunitas yang memberdayakan para penyandang disabilitas untuk berdaya dengan mengerjakan kerajinan batik tulis. Lokasinya ada di Dusun Bajang, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul. Komunitas yang telah berdiri sejak 2017 ini digagas oleh seorang bernama Lidwina Wuri.
Advertisement
Tak hanya merangkul penyandang disabilitas, Difabel Zone juga membuka lapangan kerja dan melatih kemandirian peyandang difabel.
Dilansir dari laman resmi Pemkab Bantul, Difabel Zone telah mewadahi setidaknya 50 orang pengrajin batik difabel ini, dalam kesehariannya memproduksi berbagai kerajinan batik seperti dompet, tempat tisu, tas, sajadah, kain batik hingga busana. Dibanderol mulai dari harga Rp.30 ribu untuk pouch kecil hingga Rp.500 ribu sampai Rp.1 juta untuk kain batik lembaran berukuran sekitar dua meter.
Salah seorang anggota Difabel Zone, Suhartono menuturkan, di rumah Difabel Zone terdapat delapan penyandang disabilitas yang menginap dan berkarya membatik. Namun selain delapan orang tersebut, masih banyak anggota difabel yang mengerjakan hasil kerajinannya di rumahnya masing-masing.'
BACA JUGA: Krebet Raih Penghargaan Tertinggi Desa Wisata Tingkat DIY
“Kalau yang ada di rumah ini ada delapan orang. Tapi yang bekerja membatik di rumahnya sendiri juga banyak. Mereka mengirimkan hasil kerjanya membatik ke rumah difabel zone yang ada di Nglarang, Triharjo, Pandak ini,” bebernya saat ditemui dalam acara Dinamika Pembangunan Dinas Komunikasi dan Informatika bersama rekan media, Jumat (16/8/2024).
Mulyani atau yang akrab disapa Mbak Yani, salah satu anggota Difabel Zone mengaku dirinya menjadi lebih percaya diri sejak bergabung dengan komunitas ini. Sebab, dirinya mendapat ruang untuk berkarya. Pada mulanya, Yani bersama penyandang disabilitas lainnya mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), sebelum akhirnya mereka tergabung dan berkarya dalam wadah Difabel Zone.
“Dulu awalnya dari Yakkum lalu ditarik kesini (Difabel Zone), senang disini bisa membatik jadi mandiri,” terang Mulyani.
Hasil produksi dari rumah Difabel Zone sendiri dijual secara langsung dan online melalui instagram @difabelzone.id. Meski dijual di rumah sederhana, hasil karya dari Difabel Zone telah mencapai pasar internasional seperti Jepang dan Jerman. Hal ini menandakan bahwa hasil karya penyandang disabilitas juga berkualitas dan dapat diekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu, Toyota Hiace Hantam Mobil Boks, 3 Tewas dan 4 Korban Lainnya Terluka
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Batas Kota Bantul Dimulai Mei 2025
- Pemda DIY Masih Dialogkan Penataan Jukir dan Pedagang Taman Parkir ABA
- Jogja Berjuang Turunkan Angka Perokok Anak dan Remaja
- Harga Daging Ayam dan Cabai di Sleman Mulai Turun, Telur Masih Tinggi
- Sawah di Ngemplak Pakai Teknologi Gamahumat, Jumlah Bulir Padi Meningkat 62 Persen
Advertisement
Advertisement